14 Jun. 2013

Sebelum hari itu tiba

Dear hans...
Tidak ada yang berat saat aku mengetahui bahwa kau akan selalu ada dan menjadi tempat bergantungku, meskipun aku terbiasa melakukan apapun sendiri. Namun, aku bisa melihat keadaan bahwa kau jauh dan tak bisa selalu ada disisiku. Tapi kau selalu membuat dirimu hadir dan nyata sehingga aku tak pernah merasa sulit dan jenuh.
Tidak ada yang kuragukan bahwa saat dunia menyalahkan anggapanku, karena kau selalu ada dan akan selalu berkata bahwa semuanya akan baik-baik saja. Aku mencintaimu...
Tidak ada yang kurisaukan meskipun kau jauh karena kepercayaanmu utuh kugenggam dan kau selalu meredamkan cemburu dan gundahku. Karena hanya perkataanmu yang bisa membuatku tenang dan percaya.

Dear hans...
Aku tau, kau tak pernah memelukku saat aku menagis, kau tak pernah ada disisiku saat aku merindukanmu, kau tak pernah ada disisiku menjagaku hingga reda saat aku sakit, kau tak pernah berjalan disisiku menggenggam tanganku, kau tak pernah ada disaat dunia seakan menjauhiku, kau tak pernah menenangkanku saat amarahku menguasaiku, kau tak pernah menjemputku saat aku benar-benar butuh. Tapi kau selalu membuatku merasa dirimu melakukannya, karena kau membuat dirimu hadir, nyata, dan terasa.
Saat aku mengeluh kau selalu menguatkanku, saat aku butuh kau selalu tak pernah membuatku mencarimu terlalu lama dan berbelit, saat aku merasa kehilanganmu.. Ah, kau tak pernah membuatku merasa kehilangan karena kau selalu menjelaskan apa yang terjadi padamu disana. 
Aku selalu mencintaimu, memberi dengan ikhlas dan menanti dengan rela, aku setia dan aku yakin kau tahu itu, aku selalu menantimu dan aku yakin kau tahu itu, aku sedih dan kau rasakan yg sama, aku tak akan berubah dan aku yakin kaupun tahu siapa aku, entah bagaimana masa depan merubah keadaan dan aku yakin kau tahu aku tak akan pernah ingkar.

Ah, aku tadi bilang masa depan membawa perubahan ya? ya, dan kau....
Aku tak peka karena tak merasakan apa yang kutuliskan tadi, namun tulisan ini benar-benar ku tuliskan untukmu, atau memang masa depan membawa perubahan padamu?....... 

04 Jun. 2013

Sinopsis Charlie si jenius dungu

Kisah ini dimulai dari obsesi seorang ibu yang menginginkan dan mengharapkan kehidupan yang sempurna, keluarga yang sempurna, dan tentunya anak yang sempurna.
Disaat Rose (ibunya charlie) mendapati kenyataan bahwa charlie (seorang anak pertama laki-laki) bukanlah anak yang "sempurna". Rose berfikiran bahwa charlie merupakan sebuah aib di kehidupannya yang sempurna. Namun Rose (Ibu Charlie) masih sangat menyayangi Charlie hingga anak keduanya lahir. Adik Charlie yang bernama Norma (seorang anak kedua perempuan), diperlakukan secara spesial oleh ibunya.
 
Ketakutan secara berlebihan yang dialami oleh Rose (ibunya charlie)sering bersikap kasar pada Charlie. Karena, merasa takut anak keduanya tertular "penyakit" yang sama dengan Charlie maka, Charlie dibuang untuk selama-lamanya ketempat khusus yang menyediakan pendidikan untuk orang-orang yang keterbelakangan mental.
Kenangan-kenangan terakhir bersama Ibunya selalu membuat Charlie berusaha sangat keras untuk menjadi anak yang pandai seperti harapan Ibunya.
"Aku ingin menjadi pandai Miss Kinnian, aku ingin Ibu bangga padaku" aku Charlie kepada guru sekolah khusus yang menangani orang-orang keterbelakangan mental. Alice Kinnian adalah seorang guru dan juga seorang peneliti dan bekerja di Universitas Beekman dan sedang meneliti tentang kemajuan kecerdasan otak dengan enzim dan hormon yang disuntikkan melalui otak.

Percobaan yang dilakukan selama ini hanya menggunakan tikus atau simpanse sebagai kelinci percobaan. Algernon (sejenis tikus putih) adalah salah satu kelinci percobaan yang berhasil sejauh ini. Karena perkembangannya sangat pesat pasca melakukan operasi otak.
Miss Kinnian yang tersentuh oleh Charlie, menawarkan "kecerdasan" itu pada Charlie. Charlie yang telah ditanamkan obsesi kecerdasan oleh Ibunya sangat menyambut hangat ide tersebut. Dia melonjak-lonjak senang. Namun operasi tersebut tetap harus mendapat persetujuan dari pihak keluarga Charlie. Dan tidak perlu ditebak lagi, seluruh keluarganya (Norma dan Rose) pasti setuju dengan ide tersebut. Ayahnya Matt Gordon, sudah lama meninggalkan Rose, karena tidak tahan melihat tingkahlaku Rose yang kelewatan pada Charlie.
Rose sering memukuli Charlie hanya karena dia tidak bisa belajar secepat teman-teman normalnya. Buang air tidak pada tempatnya ketika ia gugup, ketakutan, dan panik. Chalie sering disembunyikan oleh Rose ketika tamu-tamu datang ke rumah mereka.

Lama kelamaan Norma mengikuti kebiasaan Rose, dengan berlaku kasar pada Kakaknya. Dan Norma tidak mau mengakui Charlie sebagai kakaknya.
Dengan motivasi yang mendalam, agar orang-orang menyukainya karena dia pandai, agar dia dapat membahas masalah-masalah penting seperti teman-temannya di Pabrik rotinya, charlie sangat menanti hari operasi tersebut.
Dr. Nemur adalah kepala dari eksperimen kemajuan kecerdasan, dia tidak setuju menggunakan Charlie sebagai bahan percobaan mereka. Menurutnya terlalu cepat mengambil kesimpulan sekarang. Namun Dr. Straus dan Burt, anak didiknya di Universitas Beekman tidak sependapat dengan Dr. Nemur maka, perlawanannya menjadi sia-sia.

Charlie menguping pembicaraan mereka, walaupun dia tidak tahu pasti apa yang sedang mereka permasalahkan. Dia hanya dapat merasakan bahwa Dr.Nemur tidak ada dipihaknya, tapi Dr.Straus dan Burt berada di sana untuk membelanya.
Pasca operasi, Charlie mengalami kepesatan IQ yang dahsyat dalam waktu yang singkat. Dia dapat menguasai 24 bahasa, melahap buku-buku di perpustakaan dalam waktu satu hari, padahal orang biasa membutuhkan waktu pemahaman seumur hidup mereka.

Namun selang beberapa bulan, Algernon mengalami keanehan pada perilakunya. Dia sering membentur-benturkan dirinya pada dinding labirin, tempat ia berlatih. Tidak melakukan latihan-latihan seperti biasanya, motivasi makanan yang biasanya dilakukan sudah tidak berlaku lagi.
Dan tidak lama kemudian, Algernon mati dengan kerusakan otak yang parah, pelembutan pada kerumitan jaringan otak. Semua itu perlahan terjadi pada Charlie. Dan charlie si jenius kembali kepada si charlie dungu.

02 Jun. 2013

PERJALANAN

Dulu, aku meremehkan dan memandang sebelah mata apa yang aku kerjakan saat ini.
Bahkan aku tak pernah berharap akan menjadi bagian dari semua ini.
Aku enggan tidak akan pernah menjadi bagian dari apa yang aku kerjakan sekarang.
Tapi kenyataannya aku malah masuk kedalamnya.
Keadaanlah yang memaksaku, keadaanlah yang memojokkanku.
Sesuatu yang aku hindari, sesuatu yang tak ingin aku jalani.
Ingin rasanya berlari dan berontak dari jeruji yang mengungkungku.
Ingin rasanya aku berteriak agar mereka mengerti apa yang aku rasakan.
Aku tak suka semua ini! Dan takkan pernah menyukainya. Apakah kalian tahu?
Selama ini guratan senyum dibibirku hanya untuk menutupi semua rasa yang ada dihati ini.
Rasa yang selalu terkubur dan mungkin takkan pernah bisa aku gali.
Aku tak tahu bagaimana cara mengekspresikannya, aku bahkan tak mengerti.
ya Tuhan... Apakah aku terlalu angkuh dan egois?
Apakah aku terlalu memaksakan kehendakku untuk menjadi wanita yang kuat?
Terkadang aku ingin seperti mereka. Mereka yang bisa dengan mudah meluapkan apa yang mereka rasakan.
Ketika hidup mereka terusik mereka marah, ketika hati mereka senang mereka tertawa dan ketika hati mereka menagis merekapun menangis.
Sedangkan aku??
Aku bahkan tak mampu untuk meneteskan airmataku, walaupun hanya menetes.
Apa yang salah denganku??
 Dan kini....
Waktu telah kembali lagi dan aku berkata, "aku telah kembali lagi, waktu.."
Dimana lenyap cahaya hilang dalam temaram senja
Dan juga hilang samar ganti berteman gulita
Semuanya seketika berubah
Semuanya seketika berulah
Dan tak kenal lelah
Ahh,,, kurasa cukup sudah... Sudah cukup,,
Masih tak berujung menemukan arti hidup
Biar tinggal dan menepi dan tinggal menua usia
Tak apa...
Bila betah akan tak berlama-lama
Dan untuk semua
Waktu telah pergi lagi aku berkata, "aku telah pergi lagi, waktu..."