18 Sep. 2013

catatan untuk Tuhan

Tuhanku...
Tuhan yang maha pemurah lagi maha pemaaf, maafkan aku... Kali ini emosiku benar-benar tak bisa aku simpan terus, terus dan terus. Hidupku selalu saja terusik oleh seseorang yang entah kapan mau berhenti memperbincangkan tentang sebagian hidupku yang hanya dia liat dari sisi kedua matanya, ya... Dia hanya melihatnya sepintas sisi kehidupanku, dia hanya melihat pendapat orang lain tentangku, bukan melihat sedalam apakah sisi kehidupanku dan tidak tau bagaimana aku berusaha membangun kehidupanku yang lebih baik.
Tuhanku....
Tuhan yang setia pada umatnya. Tuhan yang tidak pernah tidur disaat umatnya bercerita tentang keluh kesah hidupnya. Ah aku tau, kau tak suka umatmu berkeluh kesah bukan? tenang saja, aku umatmu yang selalu menikmati hidup ini dengan penuh semangat, menikmati hidup ini dengan keceriaan, menikmati setiap detiknya nafas yang kamu berikan padaku Oh Tuhanku. Aku sangat berterimakasih padamu, hutang kehidupan yang tak pernah habisnya padamu.
tapi Tuhanku... taukah kau, sebentuk hati yang kau ciptakan untuk merasakan apa rasanya mencintai seseorang? ya, sekarang aku benar-benar mencintai seseorang yang entah kapan aku bisa berhenti mencintainya. Aku mencintainya Tuhan.... Selain kau, dia orang yang istimewa dalam hidupku, sungguh! aku berhutang budi padamu Tuhan, karena telah mempertemukan aku dengan dia. Walaupun kau mempertemukan kita dalam beda ruang.
Tuhanku...
Tuhan yang selalu siap menerima kondisi apapun mengenai umatnya, aku sedih Tuhan! banyak orang yang menggujatku tentang kedekatanku bersamanya, tentang keberadaanku dan dia, tentang kisah cintaku dengannya. Aku sedih, karena mereka mencercaku tanpa melihat kenyataan tentangku. Aku sedih, duniaku selalu terusik dengan gosip yang tak pernah aku lakukan. Terkadang aku membenci diriku sendiri, kenapa begitu banyak orang yang menilaiku negatif Tuhan.... Mereka selalu mengambil cela untuk membuatku semakin terpuruk dengan duniaku, tapi aku bukanlah orang yang dengan mudah mengambil cela itu, yang dengan mudah membalas kejahatan orang lain terhadapku, duniaku lebih bermakna untuk aku gunakan memperbaiki diri daripada mengurusi orang-orang yang tak tahu menahu kisah hidupku yang sebenarnya.
Tuhan....
Tuhanku yang maha bijaksana, tolong bisikkan keinginanku kepada dia (orang yang sangat aku cintai), disini aku selalu menunggunya, bersabar menghadapi semuanya. Menjalani sebagian kisahku dengannya, walaupun terkadang aku tak suka sikap cueknya, namun aku tahu. Itu resiko yang harus ku terima. Bisikkan padanya, jangan pernah mengecewakan aku, karena aku mempunyai suatu harapan yang tak pernah aku sampaikan padanya. Ah aku lupa, ini rahasiaku padamu Tuhanku.
Bisikkan padanya, maaf karena aku tak pernah membalas pemberian darinya, maaf karena aku selalu saja mencurigainya, maafkan semua tingkahku yang selalu menyebalkan. Satu hal, aku mencintainya...

17 Sep. 2013

Layakkah LDR di Pertahankan? menurut Jules Filsel.

Dari sebagian orang yang mengalami hubungan jarak jauh, banyak diantaranya yang khawatir dan galau ketika menjalani hubungan jarak jauh atau long distance relationship (LDR). Karena, terpisahnya jarak, perbedaan waktu dan intensitas pertemuan yang minim sering menjadi kendala tersendiri dalam menjalani hubungan terpisah jarak jauh tersebut. Dan begitupun yang aku rasakan
Terkadang terbesit suatu pertanyaan dalam fikiranku, apakah hubungan jarak jauh ini pantas untuk diperjuangkan? Jules Filsell, penasihat hubungan di situs kencan eHarmony menjelaskan bagaimana mengetahui LDR layak dipertahankan. Ini dia masukan dari Jules, seperti dirangkum dari So Feminine.
1. Dapat Bertahan Bila Sama-sama Berusaha
LDR layak untuk dipertahankan bila sama-sama berusaha. Setiap hubungan membutuhkan perhatian, namun untuk LDR harus lebih banyak perjuangannya. Sangat sulit membaca perasaan pasangan ketika dia tidak berada di samping kamu. Itu sebabnya, Anda dan kekasih sama-sama harus berjuang agar hubungan jarak jauh bisa bertahan. 
Ketika si dia tidak mengangkat telepon, padahal kamu sangat ingin berbagi atau si dia bad mood dan tidak ingin membahasnya, tentu ini membuat kamu merasa terpuruk. Itulah yang membuat kecurigaan mulai datang dan kepercayaan mulai luntur. Untuk itu, pasangan seharusnya sebisa mungkin sama-sama meluangkan waktu untuk berkomunikasi. Tapi, jika hanya salah satu pihak yang berusaha agar hubungan tetap berlangsung, maka Jules mengatakan, tidak ada gunanya mempertahankan bila usaha kamu tidak mendapat balasan. 
2. Dapat Bertahan Bila Kamu Tidak Memiliki Komitmen Lain
Hubungan jarak jauh akan sangat indah bila kamu dapat menghadapi segala rintangan, tapi kenyataannya tidak semudah itu. LDR membutuhkan pengorbanan dari keduabelah pihak, tapi bukan juga mengorbankan prioritasmu.

Sebagai contoh, kamu sudah tahu bahwa tidak bisa pindah ke kotanya karena ingin mengejar karir di kotamu saat ini atau orangtua yang tidak bisa ditinggalkan. Tentu jika kamu harus pindah ke kotanya, kamu akan mengorbankan cita-citamu selama ini. Kalau sudah begini, maka akan sulit menemukan titik tengahnya, apalagi jika si dia memiliki alasan yang serupa. 
3. Sudah Siapkah Kamu Menjalin Hubungan Asmara?
Banyak asmara yang gagal karena sebenarnya salah satu pasangan tidak siap dengan hubungan baru. Sayangnya, wanita banyak salah mengambil langkah ketika mereka baru putus. Biasanya mereka masih merasa sakit hati dengan hubungan sebelumnya, namun sudah menerima pria baru dengan alasan si pria baru tersebut dapat mengobati luka hatinya. 

Bila situasi tersebut terjadi pada hubungan jarak jauh, maka bisa menjadi kendala besar. Hal itu karena, kamu membutuhkan sosok pria yang bisa berada di sampingmu untuk memanjakan dan mendengar keluh kesah. Belum lagi, adanya perasaan insecure atau tidak aman karena efek putus cinta yang buruk, seperti pengalaman diselingkuhi atau si mantan berlaku kasar.
Kenyataannya, dalam hubungan jarak jauh, kamu tidak menemukan dia secara 'nyata' untuk melalui hari-harimu. Perasaan insecure juga lebih mudah datang. Kemungkinan LDR akan sulit dipertahankan. Jules mengatakan, hubungan jarak jauh akan sukses bila keduabelah pihak sama-sama dewasa dan siap dengan hubungan baru. 

4. Akan Berhasil Bila Telah Mengetahui Tujuan Akhir
Tidak merencanakan masa depan merupakan kesalahan yang sering dibuat pasangan yang menjalin hubungan jarak jauh. Bukan berarti kamu harus menentukan tanggal pernikahan. Tapi setidaknya telah membicarakan akan dibawa kemana hubungan tersebut. 
Jika kamu ataupun si dia tidak pernah membicarakan akhir tujuan hubungan dan tidak merencanakan kapan kamu atau si dia akan satu kota (si dia yang pindah atau sebaliknya), maka ini dapat menjadi masalah pada akhirnya. Jangan pernah berpikir si dia memiliki ekspektasi yang sama denganmu. Untuk itu, bicarakan sejak awal.

13 Sep. 2013

Lirik lagu "Bruno Mars - Long Distance"

There's only so many songs that I can sing
To pass the time
Hanya ada begitu banyak lagu yang saya bisa nyanyikan
Untuk mengisi waktu

And I'm running out of things to do
To get you off my mind
Oooh...
Dan aku kehabisan hal yang harus dilakukan
Untuk berhenti berfikir tentangmu
Oooh ...

All I have is this picture in a frame
That I hold close to see your face everyday
Semua yang saya miliki adalah gambar ini dalam bingkai
Yang saya pegang dekat untuk melihat wajahmu setiap hari

With you, is where I'd rather be
But we're stuck where we are
And it's so hard, you're so far
This long distance is killing me
Denganmu, dimana aku lebih suka seperti ini
Tapi kita terjebak di mana kita berada
Dan begitu sulit, kau begitu jauh
Jarak ini jauh hingga membunuhku

I wish that you were here with me
But we're stuck where we are
And it's so hard, you're so far
This long distance is killing me
Saya berharap bahwa kamu berada di sini denganku
Tapi kita terjebak di mana kita berada
Dan begitu sulit, kau begitu jauh
Jarak ini jauh hingga membunuhku

It's so hard, it's so hard
Where we are, where we are
You're so far
This long distance is killing me
It's so hard, it's so hard
Where we are, where we are
You're so far
This long distance is killing me
Ini sangat sulit, begitu sulit
Di mana kita, di mana kita berada
Kau begitu jauh
Jarak ini jauh hingga membunuhku
Ini sangat sulit, begitu sulit
Di mana kita, di mana kita berada
Kau begitu jauh
Jarak ini jauh hingga membunuhku

Now the minutes feel like hours
And the hours feel like days
While I'm away
Sekarang menit merasa seperti jam
Dan jam merasa seperti hari
Sementara aku pergi

Ya know right now I can't be home
But I'm coming home soon
Coming home soon
Ya mengerti sekarang aku tidak ada dirumah
Tapi aku pulang segera
Segeralah pulang

All I have is this picture in a frame
That I hold close to see your face again
Oh!
With you is where I'd rather be
(Where I'd rather be)
But we're stuck where we are (Oh)
And it's so hard (Oh)
You're so far (Oh)
This long distance is killing me
Semua yang saya miliki adalah gambar ini dalam bingkai
Yang saya pegang dekat untuk melihat wajahmu lagi
Oh!
Denganmu, dimana aku lebih suka seperti ini
(Dimana aku lebih suka seperti ini)
Tapi kita terjebak di mana kita berada (Oh)
Dan sangat sulit(Oh)
Kau begitu jauh (Oh)
Jarak ini jauh hingga membunuhku

I wish that you were here with me
(You were here with me)
But we're stuck where we are (Oh)
It's so hard (Oh)
You're so far (Oh)
Saya berharap bahwa kamu berada di sini denganku
(kamu berada di sini denganku)
Tapi kita terjebak di mana kita berada (Oh)
Ini sangat sulit (Oh)
Kau begitu jauh (Oh)

Can you hear me crying?
(Ooohhh... ooohhhh...)
Can you hear me crying?
(Ooohhh... ooohhhh...)
Can you hear me crying?
(Ooohhh... ooohhhh...)
Dapatkah kamu mendengarku menangis?
(Ooohhh. .. ooohhhh ...)
Dapatkah kamu mendengarku menangis?
(Ooohhh. .. ooohhhh ...)
Dapatkah kamu mendengarku menangis?
(Ooohhh. .. ooohhhh ...)

With you is where I'd rather be
(Where I'd rather be)
But we're stuck where we are (Oh)
And it's so hard (Oh)
You're so far (Oh)
This long distance is killing me
Denganmu, dimana aku lebih suka seperti ini
(Di mana saya lebih suka menjadi)
Tapi kita terjebak di mana kita berada (Oh)
Dan sangat sulit (Oh)
Kau begitu jauh (Oh)
Jarak ini jauh hingga membunuhku

I wish that you were here with me
(You were here with me)
But we're stuck where we are (Oh)
And it's so hard (Oh)
You're so far (Oh)
This long distance is killing me
Saya berharap bahwa kamu berada di sini denganku
(kamu berada di sini denganku)
Tapi kita terjebak di mana kita berada (Oh)
Dan sangat sulit (Oh)
Kau begitu jauh (Oh)
Jarak ini jauh hingga membunuhku

It's so hard, It's so hard
Where we are, where we are
You're so far
This long distance is killing me
It's so hard it's so hard
Where we are, where we are
You're so far
This long distance is killing me
Ini sangat sulit, Ini sangat sulit
Di mana kita, di mana kita berada
Kau begitu jauh
Jarak ini jauh hingga membunuhku
Ini sangat sulit begitu sulit
Di mana kita, di mana kita berada
Kau begitu jauh
Jarak ini jauh hingga membunuhku

There's only so many songs that I can sing
To pass the time
Hanya ada begitu banyak lagu yang saya bisa nyanyikan
Untuk mengisi waktu

08 Sep. 2013

Catatan Untuknya

Coba bayangkan. Di dalam tubuh kita terdapat kotak kecil yang berisi kotak lebih kecil dengan kotak yang paling kecil di dalamnya. Apakah mungkin di situ terdapat cinta yang bersemayam. Begitu kecilnya hingga terkadang tak terasa oleh kita. Terabaikan dan membusuk, tetapi cinta baru dapat tumbuh, lebih besar kemungkinan.
Aku ragu, cintakah yang kurasakan saat itu?

Dulu, ketika pertama tahu tentang dia, gamang, biasa saja. Entah kapan pandangan ke arahnya mulai kucuri. Tiba-tiba cinta itu hadir dalam kotak kecil lebih kecil dengan kotak yang paling kecil didalamnya. Ya, ringkas kelihatannya, tetapi jika dijabarkan dapat mengalahkan kerumitan yang amat sangat rumit, seperti piramid segitiga yang tak mungkin rekaaan Oscar Reutersvärd. 


Aku ingat sekali saat pertama menjalani cinta, rasa yang orang bilang sangat sulit dilukiskan dengan kata-kata, faktanya tidaklah sesulit itu. Kalau kau pernah sekali merasakannya, kau akan teringat kembali setelah itu terjadi pada dirimu. Bulu kuduk yang merinding senang saat melihat dia tersenyum ke arahmu. Darah yang berdesir lebih cepat ke kepala yang membuat wajahmu merah dan terasa hangat seketika saat memikirkan dia. Hati yang serasa digelitik saat membayangkan esok akan bertemu dengannya. Jantung yang berhenti sesaat jika mendengar dering telepon khas darinya. Itu yang kurasakan saat ini. Benar, apa sulitnya melukiskan perasaan macam itu ke dalam rangkaian kata-kata? Ternyata tak sesulit yang kubayangkan, hanya membayangkannya saja, kata-katapun mengalir begitu saja. fikiranku semakin ingin menulis tentangnya. Ya. Itu kenyataannya!

Tiga ratus tujuh puluh enam hari sudah aku menjalani cinta dengannya dan mungkin akan semakin bertambah nominalnya. Sebuah angka yang simpel menurut ilmu kalkulus, tetapi artinya sangat luas bagiku dan dia. Tiga ratus tujuh puluh enam hari seluas aku dan dia yang jika dibentang hampir dapat meneduhi satu juta sahara. Tiga ratus tujuh puluh enam hari antara aku dan dia terdapat banyak kisah yang jika diarsipkan dapat membuat database Google tertunduk kalah, mungkin.

Perbedaan yang begitu mencolok antara dia dengan yang lain hanya satu: dia milikku sedang yang lain bukan. Mungkin hal itu yang membuatku tak ingin lepas darinya. Absurd? Begitulah hadirnya cinta.

Dia bukanlah sebutir pasir dalam gurun yang seragam. Yang jika tertiup angin hilang membaur antara sesamanya. Dia bukanlah setetes air dalam hujan. Yang jika menyentuh tanah membaur teralir ke selokan bersama jutaan tetes air lainnya. Dia seperti es yang tidak meleleh di atas aspal tengah hari bolong. Dia beku dalam genggaman sebentuk hati.

Tak perlulah paras tampan bagiku. Yang tampan banyak kau temui sepanjang Jalan Raya diluar sana. Klise, tapi benar apa yang kurasa. Tak pernah dia terlihat sangat tampan di mataku. Tapi tak pernah dia tak terlihat amat sangat tampan di hatiku. Akan tetapi, dia selalu terlihat mengagumkan dalam hidupku.

Aku suka saat-saat bersamanya, berkualitas maupun tidak. Aku suka candaan yang terkadang ia lontarkan untukku. Aku suka kesederhanaannya yang tak pernah membuat aku merasa harus menjadi penipu ulung yang membaur-baurkan perkataan dan penampilan yang tidak sepantasnya aku tampilkan, dia menyederhanakan aku dengan cintanya. Aku betah berjam-jam memandangi matanya yang teduh lalu menerawang menembus turun ke hatinya lalu menerawangi pikirannya walaupun itu kulakukan hanya memandangi foto di layar ponselku. Aku bahkan menikmati saat hatiku terasa sakit karena kekecewaan kecil yang dibuatnya.

Saat ini tidak ada alasan untuk berpisah dengannya. Ia tahu betul bahwa pengertian selalu berpasangan dengan kesetiaan, maka dia memberikan aku pengertian itu. Ia tahu betul bahwa maaf selalu berpasangan dengan dosa, maka dia memberikan aku maaf. Ia mengerti bahwa api dilawan dengan air bukan dengan api.

Entah kapan cerita ini akan berakhir. Setengah hatiku ingin bersamanya selamanya, setengahnya lagi ingin selamanya bersamanya. Saat nafas ini tak dapat dihela lagi. Saat jantung ini stagnasi diakhir penghidupanku. Saat lambung ini pecah dan meracuni pembuluh darah. Itu saat yang tepat untuk meninggalkannya. Itulah yang kurakan saat ini. Cinta!

Jika kau melihat dan membaca catatan ini, kau akan tahu kepada siapa catatan ini kutujukan. Aku hanya ingin kau mengetahui hanya ini yang kurasakan.

Kami berdua tak hanya menjalani cinta, tapi menghidupi.

07 Sep. 2013

Distance

dear hans...
jarak ini seperti waktu yg setiap hari mengukir angka. Angka yang menjelaskan seberapa jauhnya antara aku dan kamu. Angka yang menjelaskan betapa pentingnya pertemuan kita dalam setiap hitungan nominalnya. Angka yang menjelaskan sudah berapa hari, minggu, bulan bahkan harus menunggu beberapa tahun lamanya untuk pertemuan kita. Namun, dari sekian banyaknya angka dalam setiap waktu diantara jarak kita. Cinta yang tersimpan untukmu disana tidak membutuhkan banyak nominalkan hans? karena angka itu tak terhingga disini. Di hatiku!
dear hans...
Siapa sangka, cinta diantara kita bisa dipertemukan dalam kondisi yang ruangnya berbeda. Ini bukan keinginan kita bukan? Namun, dari ruang yang berbeda ini kita seperti diberikan tenggat waktu yang tidak dijelaskan. Dan aku percaya, tenggat waktu itu akan memberikan maksud tentang "Pertemuan". Kapan pertemuan itu terjadi? Ah, aku tak bisa memaksakan keadaan kita yang seperti ini. 
Karena aku tau, seperti halnya. Jawabannya: menunggu waktu itu tiba. benarkan hans? 
bukankah setiap rencana pertemuan yang kita inginkan selalu diutarakan? tapi itu hanyalah ucapan. Aku yakin, ucapan itu bermakna. Karena diantara kita diajarkan rasa "Sabar" yang lebih, dan perlahan memberi arti kedewasaan untuk menyikapinya. 
dear hans...
Aku memilihmu hans, mungkin ini terdengar lucu olehmu. Karena dari sekian banyak orang yang lebih baik disini, aku tetap memilihmu dan bertahan dengan kamu yang jauh disana. Ini bukanlah sesuatu yang berarti tanpa alasan, banyak alasan dan tentunya sulit untuk aku jelaskan. Sederhana, ketika sosok lelaki yang lama aku kagumi itu hadir kembali, adalah Dia dimana rasa nyaman itu ada. Apakah kamu disana merasa nyaman dengan hadirnya aku untukmu? 
Rasa nyaman yang bisa menjawab beberapa alasan yang membuat orang sekitar mungkin merasa bingung karena kita bisa memilih dan bertahan dengan orang yang keberadaannya saja terkadang kita tidak tahu. Bukankah rasa nyaman itu berbicara tentang selera? Selera semua manusia itu tidaklah sama, apalagi bicara soal hati. Selera hati itu untuk membuat kita merasa nyaman tentang hati yang mungkin saat ini sulit keberadaannya. Karena rasa nyaman itulah, yang menjawab aku tetap memilihmu. dan pilihan yang terbaik dari rasa nyamanku adalah Kamu yang jauh disana hans.