14 Okt. 2013

Always life in the moment for love around you

Love...

Gue mengawali tulisan ini dengan kata "Love". Kenapa? tak ada alasan ketika suatu kata-kata itu terlintas. Semua orang bisa mengatakannya dengan mudah termasuk diriku. 
Ketika fase manusia pada usia 20thn, kata "Love" bukanlah suatu bentuk ungkapan yang lazim diutarakan kepada seseorang yang merasa itu perlu diungkapkan, tapi kata itu semakin mendarah daging hingga rasa saling memiliki dan membuat komitmen membentuk kehidupan baru yang bahagia. Gue pun mengakui pada fase ini, teori yang pernah dikatakan oleh seorang ahli psikologi bernama Erikson memang benar adanya. Fase usia 20thn yang penuh gelojak mengenai keberadaan dirinya.
Gue juga percaya sama konsep belahan jiwa, tapi nggak percaya bahwa kebahagian kita cuma ada sama satu orang. Dalam hidup ini, lo nggak selalu bisa dapetin apa yang lo mau, orang-orang yang lo sayang nggak selalu punya perasaan yang sama. Karena itulah gue lebih percaya, akan selalu ada orang-orang lain yang bisa memberikan bentuk kebahagian lain. Tapi, kemungkinan kebahagiaan yang lo rasakan dengan orang itu akan berbeda dengan kebahagiaan yang bisa lo rasakan dengan belahan jiwa yang sesungguhnya.
Maybe. Siapa yang bisa mengukur takaran kebahagiaan sesungguhnya? gue merasa bahagia dengan apa yang gue punya, itu sudah cukup. Happiness is a matter of perspective.
Betapa menyedihkan hidup ini kalau cuma ada satu orang yang bisa membuat lo sepenuhnya bahagia. Kita nggak bisa menyangkal kalau masih banyak bentuk kebahagiaan-kebahagiaan kecil lainnya di sekitar kita.
Tapi terkadang, poin penting bagi gue adalah orang-orang yang salah mungkin bisa bikin lo seneng, tapi orang-orang yang tepat akan membuat lo merasakan lebih dari itu semua. Gue nggak cuma ngomongin soal kebahagiaan, lo tetap akan melewati masa-masa susah, marah, sedih... but the difference is, with the right person, not in vain. Bukannya itu yang semua orang tunggu, untuk ketemu seseorang yang bisa membuat hidupnya lengkap? 
Jujur, di fase usia 20thn ini, gue selalu merasakan adanya suatu penghormatan pada diri gue, yang bisa berfikir Happiness is a matter of life. Rasa yang membuat bergelora saat memiliki kekasih yang benar-benar aku ungkapkan dengan "Love" dan satu yang selalu ingin gue katakan pada dia, I've never loved anyone else the way I loved you. Tentu saja dia nggak pernah mendengar ungkapan seperti itu dariku. 




Geen opmerkings nie:

Plaas 'n opmerking