Libur
panjang kuliah setelah UAS di musim ke-1 datang, aku merasa ini seperti mimpi
bisa berlama-lama dengan keluarga, kerabat, bahkan sahabat-sahabatku. Aku bisa
bermanja-manja dengan suasana rumah yang membuat aku merindukannya, curhat
tentang segala hal ke mama… bahagia rasanya!
Yang
membuat aku tambah bahagia, saat aku buka akun facebook ada satu orang yang
sangat aku cintai dari jaman SMA, ya… dia cinta pertamaku. Haha… bukan main,
aku sangat… sangat… bahagia! Dia menyapaku di pesan. Ya ampun… berasa mimpi.
Dari
mulai sapa-sapaan itulah, aku dengannya sering berbagi cerita. Awalnya saling
bercerita tentang kehidupan kita masing-masing sekarang, sampai bercerita
tentang mantan. Hehe… namun, lama kelamaan aku berfikir ini tidak boleh
dilanjutkan walaupun berat rasanya harus aku relakan dia dengan orang lain.
Aku
merasa, dia jauh antara Jakarta-Jepang. (*bayangin,, gw udah nyerah duluan).
Bukan masalah jarak saja yang kutakuti namun ada faktor lain antara aku dengan
mantannya. Mantan kekasihnya itu sangat dekat denganku, sampai-sampai aku dan
mantannya sudah seperti adik-kakak. Aku rasa ini sebuah kesalahan. Karena,
diposisi lain mantannya pernah bercerita padaku ia masih mencintainya dan mau
menunggunya. (sumpah, gw nyesek banget dengernya).
Langsung
saja stigma negative muncul pada diriku. Aku harus menjauh darinya agar tidak
terlalu dekat denganku, aku mencoba meminta konseling secara pribadi ke teman
terdekatku di kelas.
To Popaye :
Rasa bersalahku padamu lebih besar
yang kubayangkan.
Aku merasa takut jika kenangan akan
mengagumimu dari dulu kembali terulang kembali.
Namun …
Itu kembali terjadi terulang, sungguh bukan aku untuk memaksa
membiarkan kamu bisa masuk keduniaku, tapi hatiku yang selalu memaksa
memilihmu.
Jujur … Hatiku tak bisa bohong,
bahwa perasaanku dari semenjak jumpa pertama tak bisa aku pungkiri Aku
Mencintaim.
Geen opmerkings nie:
Plaas 'n opmerking